Kusarikan sejumput kembang dalam mimpi yang tertidur:
Bukan mimpi dalam tidur kembang
Atau kembang dalam mimpi yang tertidur
Tapi itu tadi, cuma mimpi yang terkembang dalam tidur
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu delapan dan kamu mempelaiku
Reguk senyum sapa mertua sanak saudara
Lalu terbangun linglung dan sendu
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu tujuh dan kamu bidadariku
Harum aroma harap dan lelap sidekap
Lalu terseok mabuk dan takluk
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu empat dan kamu merpatiku
Terbang lepas rindu menderas
Lalu beranjak sesak digasak
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu dua dan kamu pengantinku
Tandaskan semua madu terseruput nikmat
Lalu tinggalkan pahit untuk manismu
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu satu, nol dan semua yang risau
Bersisa dalam ratusan lagu dan sajak dalam kardus sepatu
Hanya untuk dinyanyikan di saat sepi dan bisu
tertidur dalam kembang mimpi.
Lupakan peluh hindari raksasa pinggir jurang itu
Atau tumpukan bangkai di sepanjang jalan ramai pintu
Bahkan gemuruh letus api dari gunung besar di timur mataku
tertidur dalam kembang mimpi.
Bukan mimpi dalam tidur kembang
Atau kembang dalam mimpi yang tertidur
Tapi itu tadi, cuma mimpi yang terkembang dalam tidur
(untuk kamu, dia, dan mereka yang berpendaran, mengudara dan memenuhi udara yang hampa di sini)
Duren Sawit, 120408