Karibku sang kapal
Tangguh menghadang karam
Ke lautan yang bukan miliknya
Ke lautan yang buahkan harta rampasan
Kapal malang terhempas
Ke lautan yang bukan dunianya
Menelisik jangkar yang tadi lepas
Di lautan yang kalang cekik lehernya
Karibku sang kapal
Sanggup buyar ombak dengan apinya
Di tungku yang mendingin malam
Di pangkuan berkisah pucat rembulan
Kapal malang tergilas
Ke daratan yang menjadi rahimnya
Menjala ikan dalam lubang galian
Di dunia yang jalang gerogoti segala tiang
Karibku sang kapal
Gapai ombak terdekat dalam badai
Gauli laut yang menderas dada, mencari pegangan
Di rerumpun karang baju tidur malamnya
Duren Sawit, 280408
Senin, April 28, 2008
Menghentak Belum Berlahar
Maaf aku ambil gambarmu
Tentang senyum yang terkembang
Dan segala sedih yang terpampang
Tanpa seijin malaikat malaikatmu
Maaf aku curi pandangmu
Tentang kepolosan yang berpendar
Dan kelabu yang menghadang
Tanpa meterai perjanjian paduka padukamu
Maaf aku terpaksa menyudut di sini
Tentang kamera yang menatap kosong
Dan merbabu yang menggempa
Menghentak belum berani berlahar di pelupukmu
Duren Sawit, 280408
Tentang senyum yang terkembang
Dan segala sedih yang terpampang
Tanpa seijin malaikat malaikatmu
Maaf aku curi pandangmu
Tentang kepolosan yang berpendar
Dan kelabu yang menghadang
Tanpa meterai perjanjian paduka padukamu
Maaf aku terpaksa menyudut di sini
Tentang kamera yang menatap kosong
Dan merbabu yang menggempa
Menghentak belum berani berlahar di pelupukmu
Duren Sawit, 280408
Sapa Ku Lagi
Kau sapa ku lagi
Dalam bilur maya kembang tidur tak terpatri
Tak hanya itu
Kau baluri aku dalam semayam penuh duri
Kau haru kan ku lagi
Di luar segala tentang hidup yang makin berarti
Tak mampu begitu
Kau basuh aku dalam temaram mata terpejam tak peduli
Duren Sawit, 280408
Dalam bilur maya kembang tidur tak terpatri
Tak hanya itu
Kau baluri aku dalam semayam penuh duri
Kau haru kan ku lagi
Di luar segala tentang hidup yang makin berarti
Tak mampu begitu
Kau basuh aku dalam temaram mata terpejam tak peduli
Duren Sawit, 280408
Senin, April 14, 2008
Awas, Lidahmu Bercacing
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin tersedak angka itu pejabat yang sembunyi di amplop bawah meja
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin tersilet meterai itu si penghutang tak bisa berkelit tak urung bekernyit
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin terantuk paku itu si pengumbar nyawa di licin aspal keras selap selip di kepadatan
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin tergugurkan itu si penoda cinta dalam bunting nurani simpanan perawan alit
Dan kabar burung terbaru para penjaja senyum adalah
ada cacing cacing yang nanti menghuni mulutmu beranak pinak
bila tak kau jemur panas matahari dengan ramah sapamu
Hati hati dengan jilatanmu
Nanti tak mampu bicara seperti cacing hanya menggeliat tak bermakna seperti kemarin
Duren Sawit, 140408
Kemarin tersedak angka itu pejabat yang sembunyi di amplop bawah meja
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin tersilet meterai itu si penghutang tak bisa berkelit tak urung bekernyit
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin terantuk paku itu si pengumbar nyawa di licin aspal keras selap selip di kepadatan
Hati hati dengan jilatanmu
Kemarin tergugurkan itu si penoda cinta dalam bunting nurani simpanan perawan alit
Dan kabar burung terbaru para penjaja senyum adalah
ada cacing cacing yang nanti menghuni mulutmu beranak pinak
bila tak kau jemur panas matahari dengan ramah sapamu
Hati hati dengan jilatanmu
Nanti tak mampu bicara seperti cacing hanya menggeliat tak bermakna seperti kemarin
Duren Sawit, 140408
Sabtu, April 12, 2008
Gula Gula Berhektar Roman
Minta seteguk saja
Dari berhektar anggur romanmu
Tapi apa ini?
Sepat dan bergumpal, juga curiga
Habis sudah panen raya
Ucap khidmatmu dari ujung sana
Seteguk saja tak mesti sehektar
Cuma ada gula gula di tangan terkulum lembut lembut
Tapi apa ini?
Manismu kepayang lebih dari sehektar
Duren Sawit, 120408
Dari berhektar anggur romanmu
Tapi apa ini?
Sepat dan bergumpal, juga curiga
Habis sudah panen raya
Ucap khidmatmu dari ujung sana
Seteguk saja tak mesti sehektar
Cuma ada gula gula di tangan terkulum lembut lembut
Tapi apa ini?
Manismu kepayang lebih dari sehektar
Duren Sawit, 120408
Dua Ribu Kembang Dalam Mimpi Yang Tertidur
Kusarikan sejumput kembang dalam mimpi yang tertidur:
Bukan mimpi dalam tidur kembang
Atau kembang dalam mimpi yang tertidur
Tapi itu tadi, cuma mimpi yang terkembang dalam tidur
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu delapan dan kamu mempelaiku
Reguk senyum sapa mertua sanak saudara
Lalu terbangun linglung dan sendu
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu tujuh dan kamu bidadariku
Harum aroma harap dan lelap sidekap
Lalu terseok mabuk dan takluk
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu empat dan kamu merpatiku
Terbang lepas rindu menderas
Lalu beranjak sesak digasak
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu dua dan kamu pengantinku
Tandaskan semua madu terseruput nikmat
Lalu tinggalkan pahit untuk manismu
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu satu, nol dan semua yang risau
Bersisa dalam ratusan lagu dan sajak dalam kardus sepatu
Hanya untuk dinyanyikan di saat sepi dan bisu
tertidur dalam kembang mimpi.
Lupakan peluh hindari raksasa pinggir jurang itu
Atau tumpukan bangkai di sepanjang jalan ramai pintu
Bahkan gemuruh letus api dari gunung besar di timur mataku
tertidur dalam kembang mimpi.
Bukan mimpi dalam tidur kembang
Atau kembang dalam mimpi yang tertidur
Tapi itu tadi, cuma mimpi yang terkembang dalam tidur
(untuk kamu, dia, dan mereka yang berpendaran, mengudara dan memenuhi udara yang hampa di sini)
Duren Sawit, 120408
Bukan mimpi dalam tidur kembang
Atau kembang dalam mimpi yang tertidur
Tapi itu tadi, cuma mimpi yang terkembang dalam tidur
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu delapan dan kamu mempelaiku
Reguk senyum sapa mertua sanak saudara
Lalu terbangun linglung dan sendu
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu tujuh dan kamu bidadariku
Harum aroma harap dan lelap sidekap
Lalu terseok mabuk dan takluk
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu empat dan kamu merpatiku
Terbang lepas rindu menderas
Lalu beranjak sesak digasak
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu dua dan kamu pengantinku
Tandaskan semua madu terseruput nikmat
Lalu tinggalkan pahit untuk manismu
tertidur dalam kembang mimpi.
Dua ribu satu, nol dan semua yang risau
Bersisa dalam ratusan lagu dan sajak dalam kardus sepatu
Hanya untuk dinyanyikan di saat sepi dan bisu
tertidur dalam kembang mimpi.
Lupakan peluh hindari raksasa pinggir jurang itu
Atau tumpukan bangkai di sepanjang jalan ramai pintu
Bahkan gemuruh letus api dari gunung besar di timur mataku
tertidur dalam kembang mimpi.
Bukan mimpi dalam tidur kembang
Atau kembang dalam mimpi yang tertidur
Tapi itu tadi, cuma mimpi yang terkembang dalam tidur
(untuk kamu, dia, dan mereka yang berpendaran, mengudara dan memenuhi udara yang hampa di sini)
Duren Sawit, 120408
Jumat, April 04, 2008
Yang Sejenak Mampir Semalam
sibuk ku hapus belukar
mabuk ku digerus rebus
masak masak di benak
hanya jumpa di tembikar
ditatah mimpi tak kunjung padam
pesan singkat sejenak
mabuk ku kurus gemetar
tanak tanak di rusak
hanya jumpa di layar
diperah mimpi berkabut hitam
dimana kamu berakar?
Duren Sawit, 040408
mabuk ku digerus rebus
masak masak di benak
hanya jumpa di tembikar
ditatah mimpi tak kunjung padam
pesan singkat sejenak
mabuk ku kurus gemetar
tanak tanak di rusak
hanya jumpa di layar
diperah mimpi berkabut hitam
dimana kamu berakar?
Duren Sawit, 040408
Langganan:
Postingan (Atom)